Jumat, 31 Juli 2015

Woogyu FF| My Beloved Designer| Part 10

Title:My Beloved Designer
Author:@hervialilly
Cast:    Kim Sunggyu               KimJaejong
            Nam Woohyun                        Jung Yunho
            Kim Myungsoo            MissA’s Fei
            Lee Sungyeol               Tasty’s Jung Soryong
Part:10
Rated: Aman.
Readeryang baik (howeek).. Mian author udah semedi pindah-pindah gua tapi tetep ajaga bisa nulis NC, jadi kalo masih ada yang ngarep NC di ff  mohon maaf sekaleeeee kemungkinan besar gaada. Idih kok mukanya berubah gitu sih pada elaaahh.. Come on!! Author anakpesantren(kilat) jadi ga bisa nulis gituan, ya kalo baca mah bisa banget=_=  Ahahha..
Yaudah jangan gundah jangan sedih, mari capcuws aja..
Enjoyyour reading, better leave comment after this.




Sunggyu memegang dadanya yangberdegup kencang, ia menghembuskan nafas panjang yang mengakibatkan rambutponinya ikut menari-menari kecil.  Iamenolehkan wajah manisnya mencoba melihat namja yang tak kunjung bangun dari‘tidur’nya itu. Tak lama Sunggyu beranjak menuju dapur berniat membuat sesuatu.
Tik tok tik tok, sudah dua menitSunggyu terdiam melihat kompor hitam mewah yang tak kunjung dinyalakan.
“Apa yang harus aku lakukan? Apaaku memesan makanan saja? Oh baiklah..” Sunggyu mencari-cari posel dalamkantung celanya, ia memilih nomor mana yang kira-kira akan ia dial dengan jaritelunjuknya.
“Euumm.. Apa yang harus akupesan? Bubur? Ani! Pasta? Ani! Ayam goreng? Ani ani ani..”  ia bergeleng-geleng lucu lalu menggigit keciljari lentiknya.
“Omo!” Sunggyu tersentak ketikamerasakan lengan kekar melingkar di pinggangya. Ia berusaha melepaskan dirinamun hasilnya nihil, jeratan lengan itu semakin kencang seiring penolakan daritubuh Sunggyu.
Tuk! Sunggyu mengayunkan ponselke belakang dan mengenai kepala namja yang telah lancang memeluknya denganpaksa.
“Yak! Lepaskan!” Tak kunjungterbebas dari pelukan yang membuat nafasnya sesak, Sunggyu berinisiatifmenyikut perut namja dibelakangnya.
“Aww appo..” Woohyun meringis danmemegangi perutnya yang sebenarnya tidak sakit sama sekali.
“Ku bilang lepaskan! Janganseenaknya memeluk orang!”  Sunggyuberbalik dan memasang wajah tidak sukanya.
“Aku hanya memelukmu Gyu, kau takperlu seheboh itu.”
“Yah, sekarang kau semakin kurangajar padaku.  Seenaknya menyentuhku dansekarang kau panggil aku apa? Gyu? Mana sapaan hyung untukku? Hais jinja..”Sunggyu mengomel dengan nada yang berapi-api. Ia tidak terima jika pria yanglebih muda darinya itu tidak menggunakan embel-embel ‘hyung’ ketika berbicara.
“Ku rasa akan lebih manis jikaaku memanggilmu Gyu saja, bukankah cinta tidak memandang umur? Lalu..”
Belum sempat Woohyun melanjutkankalimatnya, Sunggyu memotong dengan nada histeris.
“Mwo? Cinta? Ya Tuhan, aku makingila jika di sini terus.”
“Yah.. Wae? Kau tidak cintapadaku?” Wajah Woohyun berubah menjadi serius, rahangnya menegang dan tangannyaterkepal.
Sunggyu hanya terdiam mematung,ia salah tingkah sekarang. Rasanya ingin sekali segera mengilang dari hadapanWoohyun.
“Kau tidak menyukaiku?” Woohyunkembali bertanya.
“Bb.. Bukankah semua sudah jelas?Aku selalu merasa risih dengan tingkahmu padaku.” Sunggyu memejamkan matanya,kata-kata itu bukan yang ingin ia ucapkan. Ia memaki dirinya sendiri. Jikakemarin-kemarin Sunggyu terbiasa ketus pada Woohyun itu tidak menjadi masalahdi benaknya, tapi sekarang entah mengapa ia menyesalinya.
“Jadi menurutmu semua yang sudahkita lakukan itu benar-benar tidak ada artinya Gyu?” Nada bicara Woohyun makinmelemah.
“Kita melakukan apa? Ciuman itu?Bukankah sudah ku bilang mari lupakan soal ciuman yang kemarin.”
“Tidak hanya soal ciuman Gyu,tapi semuanya.. Sejak kita pertama kali bertemu, sejak aku menunjukanketertarikaku padamu, sejak aku merelakan wajah tampanku dipukul hingga jadiseperti ini..” Sunggyu menahan tawa mendengar apa yang baru saja Woohyukatakan, bagaimana bisa di saat seperti ini sempat-sempatnya untuk membahaswajah tampan. Sunggyu menyibak poni yang menutupi pelipisnya dan kembalimemasukan posel dalam saku celananya. Ia membalikan badan berniat keluar daridapur menuju keluar, tidak sepatah katapun ia ucapkan.
“Mau kemana?” Woohyun langsungmenghadang Sunggyu dengan tubuh tegapnya.
“Aku sedang tidak inginbertengkar, aku lelah seharian berkutat dengan kain dan mesin jahit!” Sunggyubergeser satu langkah ke arah kanan tubuhnya agar tidak berhadapan dengan Woohyun.
“Aku tidak mengajak bertengkarGyu.. Aku hanya bertanya, tapi kau malah emosi padaku.” Sunggyu kembalimelangkahkan kakinya hampir ke ambag pintu dapur.
“Andwe! Tidak boleh keluar..”Woohyun merentangkan kedua tangannya untuk menghalangi Sunggyu.
“Ah Jinja Namooo ah! Kau inimeneyebalkan sekali!”
~~~ *** ~~~
Myungsoo tampak celingak-celingukdi dalam mobil hitamnya, kini ia sedang berkendara di kawasan Gangnam mencaritempat yang cocok minum kopi seorang diri.
“Aku terusir.. Bosan sekali..”
Tiba-tiba bibirnya tersenyum lebarmelihat butik yang kira-kira berjarak lima bangunan dari tempatnya sekarang. Iakembali menginjak pedal gas dan memarkirkan mobilnya tepat di depan butik mewahyang masih belum dibuka untuk umum itu. Sebelum turun dari mobil, Myungsoomemastikan apakah masih ada tanda-tanda kehidupan di dalam sana.
“Yes! Dia masih di dalam.”Myungsoo beranjak dan langsung membuka pintu kaca dengan gagang berwarna silvertersebut.
“Hyung!” Myungsoo melambaikantangan kanannya, sedangkan tangan yang satunya masih betah di dalam saku jaket.
“Oh Myungie, kenapa ada di sini?”Myungie? Sejak kapan nama Myungsoo jadi terdengar jadi semanis itu?
“Aku lewat hyung, sedang mencaridedai kopi. Kau mau bergabung denganku? Kebetulan aku tidak ada teman.”Sungyeol menyipitkan mata besarnya.
“Itu jika kau tidak keberatan..hahha.. Aku tahu kau sibuk. Lihat saja, bahkan kau masih di sini ketika Gyuhyung sudah pulang daritadi.” Sungyeol tersenyum, bagaimana bisa dia menolakajakan flower boy itu, apalagi mendengar kata ‘kopi’ langsung membuat wajahnyaberseri bak dewi.
“Ani, aku sudah selesai” Bohong,jelas-jelas pekerjaannya masih menumpuk karena ia dikejar target untukpembukaan butiknya beberapa hari kedepan.
“Benarkah? Hyung mau minum kopidimana? Apa hyung ada ide?”
“Myungie, aku terdengar tuasekali jika kau panggil hyung. Sudahalah panggil nama saja..” Sungyeol mulaiprotes. Kenapa hari ini semua membahas tentang nama panggilan? Antara Woohyundan Sunggyu, sekarang Myungsoo dan Sungyeol. Sekompak itu kah mereka.
“Sung.. Sungyeol..” WajahMyungsoo terlihat aneh memanggil Sungyeol tanpa sapaan.
“Yeoll.. Yeolli, itu terdengarlebih menarik.” Sungyeol memberikan saran yang diikuti anggukan kepalaMyungsoo.
“Baiklah Yeolli, jja..”
“Bgaimana jika kita ke cafesekitar sini saja? Disana..” Sungyeol menunjuk cafe yang berada tepat disebrang butik.
“Sunggyu hyung selalu ke sanajika bertemu temannya. Ku dengar banyak artis juga yang sering hangout disitu,mungkin kopinya memang enak.”
“Oh jinja? Ayo kita coba” Merekaberjalan beriringan menuju sebrang jalan. Myungsoo mengandeng tangan Sungyeolketika di tengah jalan lalu melepaskan kembali sesampainya di depan cafe.Sungguh gentleman sekali, menuntun seseorang menyebrang jalan raya yang padat.
“Ah hyung!” Perhatian Myungsoolangsung tersita oleh salah satu namja yang sedang berbincang-bincang. Namjayang kemungkinan berperawakan lebih tinggi dari Myungsoo itu pun menoleh.
“Yah L! Lama tak jumpa denganmu.”Namja itu berdiri dan menhampiri Myungsoo. Tidak salah, tingginya jauhmengungguli tinggi Myungsoo, ototnya pun terlihat besar dan kuat, tipe priaidaman semua orang. Pria tinggi itu menoleh ke arah Sungyeol dan tersenyum.
“Ah kenalkan, ini Sungyeol. Yeollie,kenalkan, Woo Bin hyung sanbaeku ketika di sekolah model dulu.” Myungsoomengenalkan  mereka satu sama lain.
“Oh anyeonghaseyo.. Lee Sungyeolimnida..” Sungyeol membungkukan badannya.
“Ah tidak usah sungkan, aku kimWoo Bin teman L. Dulu kita sempat melakukan pertunjukan bersama di Hongkong.”Woobin mulai mengenalkan dirinya.
“Ah kalian hanya berdua? Atau maubergabung bersama kami? Ah ku rasa tidak mungkin gabung dengan kami kan?” Namjayang rupanya bernama Kim Woo Bin iry menyikut lengan Myungsoo sebagai tandameledek. Myungsoo yang tahu tingkah Woo Bin hanya berdeham. Dikalangan model,Myungsoo terkenal dingin dan pendiam. Kecuali jika dengan Woohyun, ia akanmenujukan sifat aslinya. Maka tak heran jika Myungsoo dan Woohyun dijulukisodara kembar beda ayah dan ibu, kembar macam apa itu? Myungsoo tidak pernahsekalipun pergi bedua dengan orang lain, mungkin ini yang membuat Kim Woo Binheran dan menangkap sinyal-sinyal ‘pink’ diantara Myungsoo dan Sungyeol.
~~~ *** ~~~
Kini Woohyun dan Sunggyu tengahduduk di sofa yang tadi sempat menjadi alat penunjang akting Woohyun. Sunggyutediam memainkan jari-jari lentiknya, sedangkan Woohyun terus memandang Sunggyutanpa henti.
“Gyu..” Woohyun merajuk.
“Heum..” Sunggyu memutar bolamatanya.
“Kau tidak suka padaku? Jinja?Jinja? Jinja?” Woohyun sekarang tahu, tips menghadapi namja sipit di hadapannyajika sedang marah yaitu dengan bersikap manja. Pria kekar itu paham betul jikaSunggyu sedan lelah, maka hal sekecil apapun bisa saja membuat emosinyatersulut.
“Coba jujur Gyu..” Bukanbermaksud membuat Sunggyu kembali emosi, Woohyun hanya ingin Sunggyu jujurtentang perasaannya.
“Heum..” Sunggyu mengeluarkanposelnya lalu membuka aplikasi salah satu game favoritnya. Ia bingung harusmelakukan apa sekarang ini, sebenarnya ia hanya sedang gugup sampai tidak tahuharus bagaimana.
“Baiklah, aku tidak perlubertanya lagi. Aku sudah tahu jawabannya?”
Sunggyu melirik Woohyun.
“Mwo?”
“Aku tahu kau menyukaiku tapi kaumalu untuk mengakuinya, betul kan?” Woohyun menggeser duduknya mendekatiSunggyu.
“Yah! Kau terlalu pecaya diri!”Sunggyu menjauhkan dirinya dari Woohyun dengan ikut bergeser namun dengan arahyang berlawanan.
“Benarkah? Jadi aku salah?”Woohyun kembali mendekat.
“Nde!” Sunggyu kembali menjauh.
“Lalu kenapa kau menciumku jikakau tidak menyukaiku?” Woohyun kembali mendekat. Oh Ya Tuhan. Tidakkah merekalelah seperti itu?
“Mwooo? Wwwae?? Kkenapa kau bisattahu?” Sunggyu mengurungkan niatnya untuk kembali bergeser menjauh dariWoohyun, kini ia sudah di ujung sofa. Jika terus memaksakan diri untuk menjauh,maka hasilnya dapat ditebak bahwa ia akan terjatuh ke lantai.
Sunggyu kalang kabut, seakanpikirannya tak bisa berfungsi dengan baik lagi sekarang. Ia mati-matian menahanmalu. Di kepalanya tersirat banyak pertanyaan, Woohyun pasti memasang CCTV agarsemua yang terjadi terekam oleh kamera dan suatu saat rekaman itu dapatdijadikan alat agar Sunggyu tidak memutuskan kontrak antara model dan designer.Ya begitulah kurang lebih yang ada di kepala Sunggyu, mungkin terlalu banyakmenonton drama atau film akan berimbas pada daya imajinasi yang berlebihan.
“Jadi benar kau menciumku?”Woohyun menegaskan kembali pertanyaanya.
“Jika benar kenapa? Kau akanmenyebarkan rekaman CCTV itu kelak dengan membuat judul ‘Designer Mesum’begitu? Lalu kau menghancurkan kariku di Korea, ah ani! Bukan hanya Korea,pasti berita ini akan tersebar sampai ke Paris, mencoret almamaterku sebagaialumni. Dan butikku di sana tutup dan semua pelang..”
“Ssssttt..” Woohyun menempelkanjari telunjuknya di bibir Sunggyu, jika tidak dihentikan pasti arah pembicaraanSunggyu melebar kemana-mana mengingat nada bicaranya yang sudah berapi-api dantanpa jeda sedikitpun.
“Apa yang kau bicarakan eum?” Ibujari Woohyun mengusap bibir Sunggyu lembut penggantikan peran jari telunjukyang sudah berhasil menghentikan ocehan namja sipit itu. Woohyun menarik tubuhSunggyu kemudian mendekapnya dengan wajah sumringah.
“Jika kau menciumku, kau cukupbilang ‘nde.. aku menciummu dua kali, apa aku harus menciummu kembali?’ dengannada manis. Jangan mengarang cerita yang tidak-tidak, arra?” Bibir Sunggyusedikit terbuka menandakan rasa terkejutnya. Jatungnya berkali-kali harusberpacu hebat, pria yang kini sedang memeluknya mampu membuat desiran darahterasa begitu nyata.
Tanpa sadar Sunggyu memejamkanmatanya menikmati kehangatan yang disalurkan dari tubuh Woohyun. Woohyunmengusap-usap punggung Sunggyu dengan tangan kanannya, sedangkan tangan kirinyasetia menahan dekapan.
“Gyu.. Saranghae.. JinjaSaranghae..” Woohyun berbisik lirih di dekat telinga Sunggyu. Sunggyu kianmemejamkan matanya, tubuh gemuknya tak berdaya lagi. Nyawanya seperi hilang 75%menguap bersama udara, hatinya tiba-tiba ditumbuhi berjuta bunga warna-warnitak lupa dengan kupu-kupu di atasnya.
“Aku tidak pernah main-maindengan perasaanku padamu..” Woohyun melepaskan pelukannya, ia memandang Sunggyuyang kini seolah sibuk ingin menyembunyikan wajahnya yang kian memerah.
“Be mine..”

~~ END ~~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar