Jumat, 31 Juli 2015

Woogyu FF| My Beloved Designer| Part 14

Title: My
Beloved Designer


Author:
@hervialilly


Cast:    Kim Sunggyu               Kim
Jaejong


            Nam Woohyun                        Jung Yunho


            Kim Myungsoo            MissA’s Fei


            Lee Sungyeol               Lee Sungjong


            Tasty’s Jung Soryong


Part: 14


Rated: Aman.


Enjoy your reading, better leave comment after this.








“Gyu hyung.. Come to me..”


Sreeeek..!





Sungyeol mengangkat hati-hati
gaun putih yang terlihat berat karena begitu banyak batu-batuan tersemat di
sana. Ia makin mendekat ke arah Sunggyu dan...





Tok! Tok! Tok!





Sungyeol menoleh ke arah sumber
suara, dapat dipastikan di balik pintu sana tim make up sedang menungu perintah
untuk masuk.





“Masuklah.”





Mata Sungyeol kian berbinar setelah tim make up
masuk dan membungkukan tubuh mereka sebagai tanda hormat.





“Orang lemas ini, tolong atur dia..” Sungyeol
menunjuk Sunggyu yang masih menelungkupkan wajahnya





“Hyung.. Berdirilah.. Tidak ada waktu untuk meratapi
nasib.” Sungyeol menghampiri Sunggyu dan memaksanya untuk berdiri.





“Wa.. Wae? Wae? Wae? Yakh Lee Sungyeol!” Sunggyu
berontak ketika Sungyeol mencoba membuka kancing kemejanya.





“Gantilah bajumu, ini.” Sungyeol menghentikan
aksinya, kemudian memberikan wedding dress itu kepada Sunggyu.





“Maksudmu?” Mata Sunggyu melebar, begitu pula dengan
mulutnya.





“Kau tahu waktu kita sudah sangat minim, kita tidak
bisa mencari model lain hyung.”





“Kenapa tidak kau saja yang menggantikan Sungjong
huh? Ku rasa tubuhmu yang lebih cocok dibanding aku Yeol.” Ucap Sunggyu mulai
emosi.





“A.. Aku?” Benar, Sunggyu pasti tidak semudah itu
untuk dibujuk. Sungyeol tidak pernah memikirkan hal ini sebelumnya.





“Aku tentu tidak cocok dengan Woohyun, wajah kami
benar-benar berbeda..”





“Lalu maksudmu wajahku mirip dengannya? Ck! Kau
sudah gila. Hentikan semua ini Yeol! Aku tidak ingin bercanda!” Dari nada dan
intonasi yang Sunggyu ucapkan tergambar jelas bagaimana emosi Sunggyu saat ini.





“Setidaknya kau mencoba hyung, setidaknya kita
berusaha dulu..”





“Mwo? Lalu apa usahamu?”





Sungyeol terdiam, ia menelan salivanya. Gagal, semua
yang sudah Sungyeol rencanakan terancam gagal total, bahkan mungkin akan timbul
banyak masalah baru setelah ini. Ruang ganti seketika hening. Tim make up
seperti terjebak di dalam dengan keadaan yang sangat tidak mengasikan, mereka
hanya bisa melirik Sungyeol dan kemudian bergantian melirik Sunggyu, seperti di
neraka.





“Aku.. Aku percaya padamu hyung, kau bisa
menggantikan Sungjong.. Setidaknya itulah usahaku..” Sungyeol memecahkan
keheningan yang sesaat itu, suaranya sedikit bergertar.





Sunggyu menghela nafas, Sungyeol yang ia kenal
tidaklah secengeng ini.





“Mian.. Sungguh bukan itu maksudku Yeol.” Sunggyu
memeluk tubuh kurus Sungyeol, ia kemudian mengelus Sungyeol. Sunggyu pasti
sangat menyesal mengucapkan kalimat yang tidak seharusnya. Bagaimanapun
Sungyeol sudah menjalankan tugas sebagai partner dengan baik selama Sunggyu di
Korea, ia yang melengkapi segala kekurangan Sunggyu. Mereka berdua memiliki
andil yang sama, tidak adil jika Sunggyu berkata seolah semua karena usahanya
sendiri. Perlu ditekankan sekali lagi, Sungyeol adalah partner, bukan bayangan
yang selalu ada di belakang Sunggyu. Dan Sunggyu tau pasti posisi mereka
masing-masing.





“Hiks..” Tangis Sungyeol terdengar jelas di telinga
Sunggyu.





“Baiklah, aku gantikan Sungjong. Tapi jangan
salahkan aku jika aku membuat fashion show kita berantakan.” Akhirnya benteng
pertahanan Sunggyu runtuh.





“Jongmalyo? Jinja hyung?” Sungyeol melepaskan
pelukan Sunggyu dengan cepat. Sunggyu hanya mengangguk dengan matanya yang
terpejam.





“Akh hyoooooong saranghae..” Pria tinggi itu kembali
memeluk erat Sunggyu setalah melihat anggukan yang terkesan setengah tidak
ikhlas.





~~~ *** ~~~





Ballroom yang beberapa saat lalu gelap kini terlihat
terang, memang bukan terang yang berlebihan. Bisa dibayangkan bukan bagaimana
lampu pertunjukan busana yang terang namun terkesan tanggung. Kursi barisan
depan dikhususkan untuk undangan VIP yang kini sedang sibuk membuka katalog
berisikan koleksi rancangan Sunggyu. Kursi berikutnya disiapkan untuk para
jurnalis dan fotografer yang kini sibuk mengatur ISO maupun diafragma kamera.
Fashion show ini bisa dikatakan berkelas karena begitu banyak dihadiri oleh
perwakilan rumah mode dunia. Tidak percaya? Bisa dilihat perwakilan dari Marie
Claire, majalah fashion asal Amerika Serikat ini berada di kursi depan, di
sampinya perwakilan ELLE, Vogue, ada juga In Style majalah buatan Australia.
Tidak tertinggal majalah fashion dunia lain seperti BAZZAR, Cosmopolitan,
Nylon, Looks, dan W Magazine. Tentu mereka datang dengan busana andalan
masing-masing.





Dari balik panggung catwalk, kesibukan yang beberapa
saat lalu begitu kental kini perlahan menghilang. Para model sudah siap
berbaris rapih dengan pasangan masing-masing. Penampilan mereka juga sudah
berubah drastis. Model wanita terlihat cantik seperti angsa putih yang sedang
menari, rambut mereka dibuat sedikit bersanggul dengan lipatan kepang kelabang
di sisi kanan maupun kiri. Model pria juga sangat teramat gagah, setelan jas
putih yang menepel di tubuh mereka begitu menggoda, ditambah tatanan rambut
yang dibuat mengkilat.





“Kau telihat gugup Woohyun ah~~” Celeteuk salah satu
model pria yang berdiri di depan Woohyun.


Woohyun berada di barisan belakang karena memang ia
harus tampil paling akhir. Tahu istilah ‘jagoan datang terakhir’? ya mungkin
Woohyun jagoan dalam fashion show ini, sudahlah apapun itu istilahnya.





“Aniyo hyung, gwenchana..” Woohyun menepuk pundak
model yang sepertinya mengkhawatirkannya itu.





“Apa Sungjong belum siap?” Model tampan itu kembali
bertanya.


Woohyun menutup mata dan menggelengkan kepalanya.
Setelah itu ia menghembuskan nafas panjang sambil memainkan sarung tangannya
yang berwarna putih.





“Palliwa.. Angkat sedikit gaunmu.. Ah ya Tuhan..”
Suara Sungyeol sedikit terdengar sampai barisan model. Sungyeol sedikit
menyeret sosok bergaun putih yang berjalan dibelakangnya.





“Ah Woohyun, itu Sungjong kemari. Tapi sepertinya..”
Dahi model itu megkerut, kalimatnya tidak ia teruskan begitu menyadari bahwa
sosok itu bukanlah Sungjong.


Sungjong? Woohyun sedikit penasaran, pasti tim make
up yang designernya pakai sangat canggih sampai-sampai bentol-bentol merah di
tubuh Sungjong berhasil ditutupi. Woohyun membalikan badannya untuk menyabut
partnernya itu. Namun setelah berbalik, tubuhnya kaku seketika melihat Sungyeol
dan seseorang yang ia gandeng itu semakin mendekat. Jatungnya berdegup tujuh
kali lebih cepat, mulutnya ikut terbuka.


“Su.. Sunggyu? Kim.. Sunggyu-ssi?” Model tampan
teman Woohyun itu kembali bersuara.








“Ah maaf terlambat karena ada sedikit masalah di
belakang, kalian semua tidak usah khawatir. Mohon bantuannya untuk fashion show
kali ini.” Sungyeol tersenyum ceria kepada seluruh model di hadapannya. Ia
paham betul tatapan para model adalah tatapan penuh tanya dan tatapan takjub.
Bagaimana bisa mereka tidak takjub melihat sosok cantik yang berdiri di samping
Sungyeol. Wajahnya memang tertutup veils, kain putih transparan mirip jaring.
Mereka tahu persis sosok di balik veils itu Sunggyu, yang mereka membuat mereka
takjub adalah penampilannya sekarang ini.


Sunggyu berdandan layaknya pengantin perempuan, dan
harusnya itu tugas Sungjong. Tapi lihatlah, ia tidak kalah cantik dari
Sungjong. Samar terlihat make up tipis mengias wajahnya, matanya yang sipit
kini terlihat sedikit besar karena eyeliner dan bulu mata palsu. Kelopak
matanya berkerlap-kelip efek eyeshadow, pipi tembembnya bersemu merah karena
blush on, dan jangan lupakan bibir tipis itu. Bibir Sunggyu begitu menggoda
dengan warna pink lembut yang tekesan basah dan berminyak.


Rambut kecoklatan Sunggyu terlihat disambung dan
disanggul seperti model lainnya. Mahkota yang menyilaukan juga tersemat cantik
diatas veilsnya yang tergerai menutupi punggung putihnya.


Demi apapun Woohyun jatuh cinta pada angsa yang baru
saja datang. Mudah sekali jatuh cinta berkali-kali pada sosok yang kini hanya
menunduk malu sambil memegangi buket bunga.





“Yah!” Sungyeol menyikut perut Woohyun, ia
memberikan kode lewat tatapan matanya. Seolah tahu apa yang Sungyeol maksud,
Woohyun beranjak dari tempatnya berdiri sekarang. Ia berjalan maju mendekat
pada Sunggyu.





“G.. Gyu..” Woohyun gugup, entah mengapa rasanya
berbeda sekali.





“Kau.. Kau terlihat cantik.. Bah.. Bahkan sangat
cantik..” Demi Givenchy, Space, Boy London ataupun semua merk baju yang biasa
Sunggyu gunakan sehari-hari kini pipinya tambah merona mendengar ucapan orang
yang kini tepat di hadapannya. Dada Sunggyu bergemuruh menahan malu, sebenarnya
ia takut jika Woohyun menertawakan penampilannya sekarang. Justru kebalikannya,
apa yang harus ditertawakan melihat bidadari turun dari surga? Baiklah, ini
mulai berlebihan. Oh, tapi tidak untuk Woohyun.





“Jja..” Woohyun menekuk tangan kananya ke pinggang
dan membentuk siku seperti segitiga. Sunggyu sedikit mengadahkan wajahnya dan
melihat senyum manis Woohyun, dengan ragu Sunggyu menautkan tangan kirinya pada
tangan Woohyun. Mereka berdua mendekat ke arah model lain untuk bergabung.





“Hyung.. Hwaiting!” Sungyeol berteriak histeris
sebelum pergi menuju depan panggung catwalk.





Sungyeol mencari tempat duduk yang sudah disiapkan untuknya.
Mudah untuk ditemukan, di sana sudah ada Myungsoo, Fei, dan Kim Jaejong yang
berdandan elegan. Ia langsung duduk dan memangku buket bunga besar yang nanti
akan ia serahkan pada designer di akhir pertunjukan.





“Semua sudah beres.” Sungyeol berbisik pada
Myungsoo.





“Jika acara ini kacau, mau kaulah tersangka utamanya
Yeoll..” Ucap Myungsoo dan Sungyeol hanya menjulurkan lidahnya.





“Sayang, dimana Sunggyu? Apa dia masih sibuk? Aku
sama sekali belum melihatnya, L melarangku menemuinya.” Kim Jaejong langsung
membrondong Sungyeol dengan pertanyaan.





“Ah.. Eum.. Gyu hyung masih di belakang ahjumma,
masih sedikit sibuk.. Ehehehe..” Lumayan bingung menjawab pertanyaan orang tua,
Sungyeol tidak bohong bukan? Memang benar Sunggyu masih sedikit sibuk di belakang
panggung.





“Sunggyu-ku pasti lelah sekali, semoga semuanya
lancar ku mohon Tuhan..” Kim Jaejong bergumam.





Tak perlu menunggu lama, kini musik mulai mengalun,
dentingan piano terdengar jelas ke seluruh penjuru ballroom. Inilah saatnya.
Benar, fashion show dimulai. Salju buatan turun dari atas catwalk, satu pasang model
keluar dari balik catwalk, tangan mereka bertautan layaknya pengantin pada
umumnya. Semyumnya mengembang mengibaratkan kebahagiaan. Di ujung catwalk,
model pria membuka veils yang dikenakan model wanita sebelum mereka berbalik
dan menghilang digantikan model lainnya. Penonton dan undangan saling berbisik
mengomentari karya indah itu.


Terus menerus semua mata dimanjakan dengan wedding
dress yang kini berlalu-lalang. Fotografer juga tidak henti-hentinya membidik
satu-persatu model yang sedang berjalan anggun.


Myungsoo melirik ke arah Sungyeol, Sungyeol mulai
memejamkan matanya. Myungsoo tahu sebentar lagi akan tiba giliran Sunggyu dan
Woohyun, ia dapat merasakan sedikit kekhawatiran di wajah Sungyeol.





“Tenanglah..” Myungsoo menggenggam tangan Sungyeol
yang mulai dingin.





“Entah kenapa sekarang aku gugup Myung, aku tak
pernah setakut ini..” Sungyeol menunduk lemas.








“Aku hanya..” Sungyeol menghentikan kata-katanya
ketika suasana sedikit berubah menjadi riuh.





“Woooah..”





“Woooooww..”





“Oh my God, He’s male? So beautiful”





“Wait.. He is Kim Sunggyu? Isn’t? Oh my God! Good
concept!”





“Waaaah.. How cute..”





Begitulah kuran lebih reaksi yang dilontarkan
orang-orang begitu melihat Woohyun keluar menggandeng Sunggyu. Sungyeol mulai
tersenyum, ia sedikit lega sekarang. Ia melihat cara berjalan Sunggyu yang
kaku, namun itu bukanlah masalah. Toh semua orang menyukainya.


Kim Jaejong, Fei, dan Myungsoo tertegun, mata mereka
terbelalak melihat pemandangan yang sama sekali tidak pernah semenarik ini
selama berjutaan kali menghadiri fashion show. Senyum Sungyeol makin mengembang,
tubuhnya merinding. Lihatlah bagaimana cara Woohyun mengimbangi jalan Sunggyu
yang kini menggunakan heels tinggi, menuntun Sunggyu dengan sangat hati-hati.
Woohyun melemparkan senyumnya pada semua hadirin, berbeda dengan Sunggyu yang
menunduk menahan malu.





“Gyu.. Angkat wajahmu..” Woohyun berbisik lirik.





“An.. Aniyo..” Sunggyu meremas kencang buket bunga
di tangan kanannya.





“Semua harus lihat wajahmu..”





“Ani.”





“Gyu..”





“Omo!!” Sunggyu menjerit. Hak sepatunya menginjak
gaun yang ia kenakan, keseimbangannya hilang begitu saja. Semua begitu cepat
tanpa bisa ia kendalikan.





Bruuuk..





Ya Tuhan, apa yang Sunggyu takutkan kini terjadi. Ia
terjatuh di depan semua orang, ia terjatuh dalam acaranya sendiri. Sungguh
rasanya ingin berbalik dan berlari meninggalkan catwalk. Ia ingin menangis
sekarang, akan dikemanakan wajahnya? Bagaimana imejnya nanti? Bisakah sekarang
ia pura-pura pingsan saja?


Semua orang kembali bereaksi, sebagian dari mereka
berdiri sekedar memastikan keadaan Sunggyu lalu kembali duduk.





“Mohon maaf, pengantinku gugup.” Woohyun berkata
dengan keras.





“Kau.. Sungguh manja..” Woohyun berjongkok, ia
mengusap pipi Sunggyu yang masih terhalang veils.





“Hupp..” Woohyun langsung merengkuh kuat tubuh
Sunggyu.





“Omo! Lepaskan!” Sunggyu berontak ketika tubuhnya
dibopong menuju ujung catwalk. Woohyun menghiraukan perkataan Sunggyu, ia terus
berjalan sambil membopong tubuh berat Sunggyu. Senyum Woohyun terus mengembang.
Tragedi jatuh yang barusan langsung hilang dari ingatan para hadirin
tergantikan dengan adegan ala honeymoon’s bridal.


Begitu sampai di ujung catwalk, Woohyun menurunkan
Sunggyu dari dekapan tangan kekarnya. Ia memposisikan tubuh Sunggyu agar
berhadapan dengannya. Woohyun mulai membuka veils Sunggyu. Jatungnya kembali
terpacu, wajah Sunggyu kini terlihat jelas tanpa penghalang apapun. Cantik,
sangat cantik. Disentuhnya dagu Sunggyu agar sedikit mengadah dan..





Cup!





Mata Sunggyu melebar sempurna, ia dapat merasakan
bibir Woohyun menempel di bibir pinknya. Buket bunganya tanpa sengaja terjatuh
karena perlakuan Woohyun. Ia berjanji setelah ini sepatu haknya akan mendarat
sempurna di kepala Woohyun. Bagaimana mungkin ia bertindak sekonyol ini.


Woohyun menghentikan kecupan manisnya, ia menjauhkan
wajahnya dan tersenyum.





“Aku sudah menyihirmu, dan juga semua orang. Mereka
pasti lupa jika kau sempat terjatuh, Gyu.. Cukup tersenyumlah, maka semua
sihirmu akan bekerja dan kembali menghipnotis mereka.” Woohyun kembali
menautkan tangan Sunggyu dan berjalan berbalik menuju balik catwalk.


Senyum Sunggyu mengembang, ia ingin menikmati
saat-saat seperti ini. Langkah kakinya yang pelan kini bertambah pelan. Andai
efek slow motion ada dalam kehidupan sesungguhnya, ingin sekali Sunggyu
menggunakannya sekarang. Sunggyu dan Woohyun makin dekat dengan pintu start
yang akan membawa meraka kembali ke belakang panggung. Tepuk tangan penonton
menggema seiring keluarnya model-model yang kembali keluar dan berbaris rapih.
Semua model ikut bertepuk tangan untuk Sunggyu sebagaimana yang biasa dilakukan
para model ketika sang designer keluar. Di sinilah Sunggyu sekarang, di tengah
catwalk dan menjadi model dari rancangannya sendiri.


Sungyeol berdiri dan melangkah menaiki catwalk
dengan buket bunga yang sedari tadi ia pangku.


“Hyung, selamat.. Kita berhasil” Sungyeol memeluk
Sunggyu dan tepuk tangan kembali terdengar, sebagian dari mereka berdiri
sebagai tanda penghormatan.





Kim Jaejong terlihat bangga dengan anaknya, Fei dan
Myungsoo tidak kalah keras menepukan tangan mereka.





~~~ *** ~~~





“Kau berhasil..” Woohyun memberikan gelas berisi air
putih pada Sunggyu.





“Heum..” Sunggyu membetulkan posisi duduknya, ia
masih mengenakan weding dress lengkap.





“Pulanglah denganku..”





“Ani.. Maksudku, setelah ini kami mengadakan pesta
bersama yang lain. Kau juga ku undang.”





“Oh pastilah, mana mungkin aku tidak diundang.
Bukankah acara sukses karena aku?” Kata Woohyun sombong.





“Heuum.. Tapi bisakah jangan sembarangan mencium
orang?” Sunggyu mulai sewot.





“Ah? Oh.. Ahahaha.. Aku reflek, maaf..” Woohyun
menggaruk kepalanya.





“Terimakasih..”





“Mwo? Terimakasih karena aku menciummu? Tidak
masalah Gyu, aku bisa memberimu banyak ciuman setelah ini.”





“Yah! Bukan karena ciuman! Tapi karena kau sudah
menolongku tadi. Tidak bisa dibayangkan bagaimana tadi jika kau hanya diam saja
membiarkan aku jatuh.”





Woohyun menggeser duduknya. “Tidak mungkin pria
sejati sepertiku membiarkan orang yang dicintai jatuh, Gyu.. Sudah sering aku
katakan, aku bisa kau andalakan.”





“K.. Kau.. Masih mencintaiku?” dengan ragu Sunggyu
bertanya.





“Menurutmu?”





“Setelah apa yang aku lakukan padamu, ku pikir kau
sudah tidak mencintaiku Namoo. Menggantungmu, dan sampai akhirnya kau bersama
Sungjong. Hatiku terasa sakit, dia manis dan cocok denganmu. Tapi.. Tetap
saja..” Sunggyu menghentikan kalimatnya.


Woohyun mendekap Sunggyu.





“Aigoo, kau cemburu pada Sungjong eum?”


Sunggyu mengangguk.





“Eum, sedikit.”








“Ahahha.. Hanya sedikit? Dengarkan baik-baik, di
hatiku tidak ada yang lain selain dirimu.” Woohyun semakin mengeratkan
dekapannya.





“Namoo.. Maaf karena selama ini membuatmu
tersiksa..”





“Mwo? Bukan hanya aku yang tersisksa, bukankah kau
juga? Kau pasti mati-matian menahan rindu padaku. Kau juga berharap aku
menghubungimu, benar kan?” Woohyun melepaskan dekapannya dan menjawil hidung
Sunggyu.





“Aigoooo kenapa wajahmu imut sekali, apa aku harus
menikahimu sekarang juga eum?” Woohyun mengusap gemas pipi Sunggyu.





“Berhenti bercanda..” Sunggyu memukul dada Woohyun
dan beranjak meninggalkannya.





“Yah aku tidak pernah bercanda kepadamu, aku selalu
serius Gyu.. Yah! Kau mau keman eoh? Jangan pergi..”





“Ganti baju, kau juga harus ganti baju. Cepatlah
kita harus ke restoran bersama yang lain..” Suara Sunggyu makin menghilang
seiring tubuhnya yang menjauh.





~~~ *** ~~~





Woohyun dan Sunggyu kini berada di dalam mobil
setelah selesai berpesta dengan semua crew yang terlibat fashion show. Sunggyu
memandanga jalan raya sambil terus menguap.





“Tidurlah, akan aku bangunkan setelah kita sampai.”
Kata Woohyun sambil semgusap kepala Sunggyu dengan tangan kirinya, sedangkan
tangan kanannya tetap memegang stir.





“Ani.. Aku tidak mengantuk” Sunggyu memanyunkan
bibirnya.


Woohyun tersenyum melihat tingkah Sunggyu.





“Gyu, apa artinya kini kita resmi berkencan?”





“Mwo? Eum.. Belum juga, ada beberapa tes dulu
untukmu.” Sunggyu meledek.





“Tes? Kenapa sulit sekali mendapatkanmu. Tes apa
yang harus aku lakukan eoh? Ah.. Aku tahu maksudmu, apa kau akan mengetesku di
atas ranjang? Ya Tuhan, kau mau kita secepat itu? Tidak akan ku ampuni kau..”





“Yah! Yah! Yah! Berhenti bicara yang tidak-tidak!”
Sunggyu mulai kesal.





“Wae? Aku bicara yang iya iya, bukan yang tidak
tidak.” Woohyun mengedipkan salah satu matanya.





“Haaaiiissss kosentrasi saja menyetir! Kau seperti
ahjussi mesum jika seperti itu!”





“Aahahha..”





“Namoo, ini bukan jalan menuju apartement kita. Yah!
Kau mau kemana?” Sunggyu langsung protes begitu ia tahu Woohyun membelokan
mobilnya ke arah lain.





“Lewat sini juga bisa Gyu..” Woohyun mencoba
membohongi Sunggyu.





“Jinja?” Dahinya berkerut penuh tanda tanya. Woohyun
hanya tersenyum penuh arti.





Mobil Woohyun terus melaju di tengah malam. Entah
akan berhenti di mana mobil hitam mengkilat itu. Sunggyu tidak keberatan jika
ia harus pergi bahkan diculik oleh Wohyun sekalipun. Ia tahu Woohyun berbohong,
namun kini ia hanya duduk tenang sambil melihat gemerlap lampu-lampu yang
berada di kanan dan kiri jalan.




~~~ TBC ~~~





Ahaaaaayyyyyy..
Apa kabar semua? Lama yah nunggunya reader? Berharap masih ada yang nunggu ff
ini. Ahahha.. Dont forget to review Gumawoooo my beloved reader.. *Booooooow

Tidak ada komentar:

Posting Komentar