Jumat, 31 Juli 2015

Woogyu FF| My Beloved Designer| Part 11

Title:My Beloved Designer
Author:@hervialilly
Cast:    Kim Sunggyu               KimJaejong
            Nam Woohyun                        Jung Yunho
            Kim Myungsoo            MissA’s Fei
            Lee Sungyeol               Tasty’s Jung Soryong
Part:11
Rated: Aman.
Halooooo mybeloved reader.. Cium satu2.. Ahahhaha..
Ada katapengantar (?) ini bentaran, rada panjangan tolong atuh dibaca dulu demikepentingan bersama. Aakkaka..
Pertamaauthor mau meluruskan, di part 10 kan ada tulisan END tuh? Nah itu miminnya galiat klo di bawahnya ada TBC, fiiiiuuuuuuh *berasap (Wowoh This is INFINITEep.1) Ya gitulah, sebenernya mau ngerjain reader ditulis END, eh malah di-ENDbeneran sama si mimin atuuuh aku kalang kabut ._. jadi aku kan yang dikerjain.Akkakakka..
Kedua, dearmy beloved admin.. Min, maaf kalo ffku bikin bingung ahahah.. Muaaaaaah..Mungkin mimin harus memastikan dulu biar ga kepotong, soalnya udah 2kali ffkuke potong. Ya harap maklum, author yg satu ini rada beda, rada aneh, dan radaga jelas gitu. Maap yak..
Nahsemuanya udah clear kan ini kan? Ya udin yuk capcuws..
Enjoyyour reading, better leave comment after this.




Sungyeol melirik partner sipitnyayang sedang sibuk memandang layar komputer dengan jari telunjuk yang digigit. Sunggyumendekatkan wajahnya ke layar LCD besar di hadapannya, bibirnya terbukasempurna.
“Ck! Lebih enak jika manual!”
Tiba-tiba namja sipit ituberdecak kesal. Ia beranjak dari tempat duduknya untuk berpindah ke meja pola,  dipandangnya meja besar tersebut yang sudahkosong. Biasanya terdapat beberapa lipat kain dengan motif dan tekstur yangberbeda-beda. Di meja itu Sunggyu menuangkan ide-ide yang telah ia gambar dalamsketsa menjadi sebuah maha karya utuh. Prosesnya cukup lama, ia harus telitimenggaris ukuran di atas kain dengan pensil pola berwarna merah atau biru. Satuper satu ia gunting kain mewah tersebut mulai dari pola kerah, lengan, siluetbadan, dan pola bagian bawah berbentuk rok panjang menjuntai. Betapa melelahkanpekerjaanya, ditambah ia harus membuat pasangan yang serasi agar wedding dressitu sempurna menemani pemakainya dalam perhelatan penting.
“Hyung.. Wae?” Sungyeol sudahtidak tahan melihat Sunggyu yang tampak gelisah.
“Aku hanya bosan tak adapekerjaan Yeol..” Benar, Sunggyu bosan. Pekerjaannya sudah selesai beberapahari yang lalu, kini ia hanya perlu menunggu desainnya tampil lebih elegandengan sentuhan tangan Sungyeol.
“Buatlah sketsa lain agar kautidak bosan, untuk stok kita jika butik ini sudah resmi buka. Atau kau bantuaku.. Akh tulangku hampir patah.” Sungyeol meletup-letupkan jari tangannyahingga berbunyi. Ia berjalan perlahan memutari  wedding dress di manekin sambil mengamatibatuan-batuan yang sudah berhasil ia sematkan.
“Jangan terlalu dipaksakanYeol..” Sunggyu berkata pelan.
“Heh?” Sungyeol kaget, bagaimanabisa Sunggyu sesantai itu. Biasanya Sunggyu selalu cerewet tentang deadlineyang harus mereka kejar.
“Jangan dipaksakan, nanti kaubisa sakit. Lihat tanganmu penuh dengan plaster, haiiis jinja..”
“Yah kau sendiri tidak lihatbagaimana bentuk tanganmu!” Sungyeol menunjuk tangan Sunggyu yang sebenarnyajuga terdapat beberapa plaster berwarna kecoklatan. Memang tidak sebanyaktangan Sungyeol, tapi hal itu cukup membuktikan bagaimana kerja keras merekaberdua berkutat dengan jarum, mesin bordir, mesin jahit, gunting, dan bendatajam tajam lainnya. Bukan karena mereka terlalu berlebihan, ini karena bentukloyalitas terhadap pekerjaan yang mereka cintai. Mereka tidak inginsetengah-setengah.
“Ini sudah biasa..” Sunggyumemamerkan tangan kirinya.
“Aku juga ini sudah biasa..”Sungyeol yang tak mau kalahpun ikut  memamerkan tangan lentiknya kepada Sunggyu.Pria jangkung itu  kembali mengamatidress yang ada dihadapnya, ia mencabut jarum pentul pada dress tersebutkemudian diselipkan diantara bibir atas dan bawah.
“Yah! Berhenti melakukankebiasaan itu! Jika jarum itu tertelan kau bisa mati.”
“Kau jangan khawatir hyung.. i’m expert already..”
“Aku bukan khawatir, jika kaumati di sini aku malas untuk memanggil polisi dan mengotopsi mayatmu!” Sunggyuberlalu menuju tangga, Sungyeol menyembulkan kepalanya untuk melihat Sunggyuyang makin jauh ke exibition room dibawah sana.
“Galak sekali! Ah..” Terdapatlampu neon menyala terang di atas kepala Sungyeol yang menandakan ada idecemerlang tiba-tiba datang. Ia merogoh saku celananya, senyumnya melebar ketikamelihat layar poselnya.
“Hallo Myungie.. Kau benar,beberapa hari ini Sunggyu hyung juga aneh. Dia sedikit pendiam, hanya sedikitsaja. Galaknya tidak berubah. Eum? Oh.. Benarkah? Bagaimana jika jam tiga saja,aku selesaikan pekerjaanku dulu. Nde.. Di tempat biasa saja. Sudah serahkanpadaku. Arra.. Bye..” Sungyeol kembali memasukan ponselnya dan berlari kecilmelewati tangga. Ia menyusul Sunggyu yang sudah berda di lantai bawa terlebihdahulu.
“Hyung.. Bukankah kau belummakan? Makanlah dulu.. tiga hari belakangan pola makanmu berantakan..” Sunggyumenoleh.
“Pola? Kau pikir baju berpola.Ahahha..” Sungyeol memanyunkan bibirnya mendapat jawaban dari Sunggyu.
“Haiiiiss kau ini keras kepalasekali, apa yang mebuatmu seperti ini eoh?”
“Wae? Aku baik-baik saja Yeol.Lihatlah..” Sunggyu merentangkan kadua tangannya dan berputar memamerkantubuhnya.
“Difficile de parler de vous* hyung.. Ah! Jam tiga nanti temani akuminum kopi. Kau juga harus makan! Aku selesaikan PR-ku dulu di atas, kaujalan-jalan saja cuci mata di luar, bye!”
* Difficile de parler de vous (sulit bicara denganmu) in French.
Sungyeol kembali melesat kelantai atas dan seketika hilang dari pandangan Sunggyu. Mungkin yang Sungyeolkatakan ada benarnya, Sunggyu butuh cuci mata agar tidak bosan. Sunggyu tampakberfikir, ia merasa tidak adil jika ia keluar sedangkan Sungyeol masih sibuk.Ayolah, Sunggyu juga sudah mengalami masa dimana untuk tidurpun ia tidak sempat.Bukankah adil, mereka berdua memiliki pekerjaan yang sama beratnya.
Setelah menimbang-nimbangakhirnya ia memutuskan untuk keluar, sekedar menyusuri dan melihat jalanansekitar Gangnam. Ia memasukan kedua tanganya dalam jaket tebal bercorakleopard. Agin yang menerpa kulit wajahnya begitu terasa dingin, begitu puladengan hatinya. Hatinya? Ada apa dengan hatinya?
Sepertinya Sunggyu harus mulai mengakupada dirinya sendiri, bahwa sebenarnya ada yang kurang beberapa hari ini.Hatinya kembali berdesir jika mengingat kejadian tiga hari lalu dimana Woohyunmenyatakan cinta kepadanya, dan tanpa jawaban apapun pria sipit itu pergibegitu saja meninggalkan Woohyun yang hanya bisa terdiam. Penolakan secarahalus, mungkin begitulah yang berhasil Woohyun tangkap dari tindakan Sunggyu.
Sejak saat itu Sunggyumenghindari kontak mata dengan Woohyun, tiap pagi ada saja alasan Sunggyu agartidak sarapan dan satu meja dengan Woohyun.
~~~ *** ~~~
“Aku americano lalu.. Euummm.. ”Sungyeol tampak membolak-balik buku menu yang ia pegang.
“Dua pan pizza ukuran besar, lalukentang goreng, salad buah, dan sebentar..” tampak laki-laki berseragam setiaberdiri di hadapan Sungyeol dengan membawa bolpoint dan nota order.
“Yah Lee Sungyeol, kau memeliharanaga di perutmu eoh? Kenapa banyak sekali?” Sunggyu menyikut Sungyeol yang kiniduduk manis di sebelahnya.
“Kau mau apa hyung? Akh kau jussayur saja agar kulitmu makin bagus.. Ya cukup, nanti yang lain menyusul.”Sungyeol menutup buku menu disusul bungkukan badan sebagai tanda pamit daripegawai cafe tersebut setelah kembali membacakan daftar pesanan. PerkataanSunggyu sama sekali tidak Sungyeol hiraukan, bagaimana bisa naga dipeliharadalam perut? Sudahlah.
“Myungie!” Sungyeol melambaikantangannya kepada seseorang yang baru saja terlihat di ambang pintu.
“Eoh?” Sunggyu ikut melihat kearah pintu.
Deg!
Bola matanya membulat sempurna ketikamelihat sosok pria di belakang Myungsoo.
“Lama menunggu Yeoll? Kau bersamaSunggyu hyung?” Myungsoo duduk di hadapan Sungyeol dan bertingkah seolah tidaktahu apa-apa.
“Ani, baru saja aku selesaimemesan. Iya namja manja ini tidak makan seharian, jadi aku harus menyeretnyakemari.” Sungyeol mencolek pipi Sunggyu kemudian terkekeh.
“Duduklah!” Myungsoo menariklengan Woohyun agar duduk di sampingnya.
Sunggyu mengalihkan pandangannyake arah lain, kini Woohyun duduk tepat di hadapannya dan suasana canggungpunterasa kental di antara mereka bedua.
“Aigooo.. Coba lihat tanganmu,gwenchana? Apa ini sakit?” Myungsoo meraih tangan kiri Sungyeol begitu iamelihat banyak plaster yang menempel di sana. Sunggyu dan Woohyun ikut melirikdan memperhatikan tangan Myungsoo yang kini sedang mengusap tangan Sungyeol.
“Gwenchana, ini tidak sakitMyungie..” Sungyeol tersenyum dan membalas usapan tangan Myungsoo. Sungyubergidik geli melihat tingkah Sungyeol yang sok manja.
“Tanganku juga terluka..” Sunggyumencoba mencari perhatian.
“Oh.. Kau sudah biasamerasakannya hyung..” Myungsoo berkata datar.
“Sungyeol ah.. Kajja!” Myungsootiba-tiba beranjak dan menarik tangan Sungyeol agar mengikutinya.
“Hyung, ada yang ingin kamibicarakan. Kalian makanlah terlebih dahulu, anyeoooong!” Sungyeolmelambai-lambaikan tangannya sebelum meghilang dari pintu cafe.
Sunggyu menghela nafas panjang,ia tahu ini pasti ide Myungsoo untuk mempertemukannya dengan Woohyun. Merekaberdua terdiam.
Sunggyu masih tetapmenggigit-gigit bibir bawahnya. Woohyun memainkan ponsel dan sesekalimerapihkan rambutnya yang sebenarnya sudah sangat rapih. Bahkan ketika makanansudah datangpun mereka sama sekali tidak bergerak sekedar untuk menyicip.
“Aku pergi..” Woohyun berdiridari duduknya.
“Namoo..” Akhirnya, setelah susahpayah Sunggyu mengumpulkan keberanian untuk memanggil nama namja tampan dihadapannya.
“Ki.. Kita makan.. Sungyeol sudahmemesan, lebih baik kita makan dulu.” Woohyun menyipitkan matanya melihatSunggyu yang duduk tertunduk.
“Kau bicara pada meja ataupadaku?” Nada bicara Woohyun terdengar serius, sangat berbeda dari biasanya.Aura gelap terlihat jelas di raut wajahnya, sungguh mengerikan.
“Mwo?” Sunggyu mengadahkanwajahnya.
“Tatap aku jika kau bicarapadaku.”
“Kita makan.. Kau duduklah.”  Sunggyu tidak pernah merasa setakut ini, apaia sudah sangat ketelaluan hingga membuat Woohyun seperti itu? Tapi bukankahwajar jika Woohyun marah?
“Jja..” Sunggyu berdiri danmenyentuh tangan Woohyun, mau tidak mau Woohyun harus kembali duduk menurutipermintaan Sunggyu.
“Wajahmu sudah sembuh?” Sunggyu menatapwajah Woohyun yang sudah kembali mulus.
“Heum, aku merawatnya denganbaik.”
“Mian.. Aku sudah berjanjimerawatmu, tapi..” Sunggyu menggantungkan kata-katanya.
“Namoo.. Kau marah padaku?”pertanyaan bodoh dari mana itu? Sudah jelas jawabannya adalah iya.
“Ani..” Kata Woohyun datar.
“Aku..”
“Kenapa kau menghindariku beberapahari ini?” Woohyun memotong perkataan Sunggyu.
“Aku tidak bermaksudmenghindarimu, aku hanya.. Aku hanya sibuk, ya aku sibuk. Jadi pikiranku cukupbercabang dan tidak sempat untuk menemuimu..” Alasan macam apa itu Kim Sunggyu?
“Kau mengabaikanku Gyu..”
Gyu? Ah.. Sunggyu rindu mendengarsebutan itu dari mulut Woohyun.
“Aniyo.. Jinja.. Ah, sebagaipermintaan maafku bagaimana kalau aku meneraktirmu nonton film?” Sunggyumencoba mengalihkan pembicaraan dan berusaha mencairkan suasana.
“Semudah itukah?” Wajah Woohyuntetap tidak menunjukan ekspresi senang, rahangnya kian menunjukan sisi tegasnyasebagai seorang pria.
“Kau tidak tahu bagaimanatersiksanya aku?” Woohyun meneruskan kata-katanya.
“Namoo ah~~”
“Kau tidak tahu bagaimanasakitnya perasaanku?”
“Namoo jinja..” Mata Sunggyumulai berkaca-kaca, tenggorokannya terasa sakit menahan tangis.
“Arra.. Semakin aku menuntutjawaban darimu, semakin aku tahu kau hanya mempermainkan perasaanku. Kau seringberkata ‘kita lupakan saja atau anggap tidak terjadi’ sepertinya itu adabenarnya juga. Baiklah, anggap semuanya tidak pernah terjadi. Mari kitalupakan..”
Deg!
Sunggyu memegang dadanya yangterasa perih dan sekuat tenaga menahan air mata agar tidak jatuh mengingatsedang dimana ia sekarang ini. Benarkah berakhir seperti ini? Hanya seperti inisaja? Bahkan sebenarnya kisah ini belumlah di mulai, sungguh gugur sebelumberkembang.
~~~ *** ~~~
Esok harinya, Sungyeol terlihatsibuk mondar-mandir dari lantai bawah ke lantai atas dengan satu bendel katalogberisikan foto-foto rancangan yang akan di peragakan. Sunggyu tak mau kalah, iapun sibuk sekarang ini, sibuk memikirkan perasaannya.
Sungyeol menghentikan langkahketika menyadari Sunggyu sama sekali tidak melakukan apapun kecualimenghembuskan nafas panjang.
“Hyung.. Coba kau cek lagigaun-gaun dan jas itu. Jika ada bagian yang kurang kau katakan padaku, waktukita tidak banyak.”
“Nde.. Ada yang kurang..” Sunggyumenjawab dengan lemas.
“Mana? Yang mana?”
“Di sini.. Di sini ada yangkurang Yeol..” Sunggyu mengelus dadanya, seketika mata Sungyeol terbuka denganmaksimal. Di atas kepala Sungyeol terlihat kilatan-kilatan api yang siapmembakar siapapun sampai gosong.
“Jebaaaal.. Jangan bercandahyung! Aiiiish jinja..” Sungyeol ingin mencakar-cakar tembok sekarang juga, iacukup kesal hari ini. Bagaimana tidak, hampir semua pekerjaan ia yangmeyelesaikan. Ia harus bertemu dengan pihak percetakan agar katalog yangdipesan jadi tepat waktu, kemudian ia memastikan jika undangan sudah sampaikepada semua tamu, menelpon agency model untuk gladi bersih, menelpon tatapangung, tata lampu, pihak make up dan shoes.
Lalu Sunggyu? Entahlah.
“Hyung.. Kau sudah menentukansiapa model yang akan memakai rancangan ‘gong’ mu?”
“Gong? Gooooooong? Astaga LeeSungyeol! Aku lupa, aku belum menemukan model androgini! Aakkkhh what should ido? Oh my.. Oemmaaaaa apa yang harus aku lakukan?” Kini Sunggyu merasakan‘gong’ yang sebenarnya, kesadarannya seratus persen kembali mengingat ia telahmelewatkan suatu hal yang penting.
Kini ia memegangi kepalanya danberjongkok di pojok butik. Bertambah lagi beban pikiranya. Fashion show impianterancam tidak akan semulus harapannya. Dalam pembukaan butik yang ditandaidengan pertunjukan mahakaryanya, ia ingin meninggalkan kesan yang takterlupakan bagi para tamu undangan dan juga wartawan. Maka dari itu Sunggyumemutuskan ingin menggunakan model androgini. Jika model wanitaberlenggak-lenggok di atas catwalk dengan baju pengantin bukankah itu biasa?Lalu bagaimana jika model pria yang menggunkan gaunnya? Setuju jika ini ideyang sangat brilian dan berani?
“Berhenti memanggil oemma-muhyung.. Tidak usah berlebihan, bukankah tidak semua baju kita dipakai olehandrogini, yang kau butuhkan hanya satu model saja kan hyung?” Sungyeolberusaha menenangkan kepanikan Sunggyu.
“Justru susah Yeol, aku harusmemastikan karakter wajahnya dengan pakaian itu” Sunggyu menunjuk salah satumanekin yang berada di tengah-tengah exibitionroom. Wedding dress itu terlihat lebih mencolok, permata yang Sungyeolsematkan tidak main-main banyaknya. Jika dibandingkan wedding dress yangterdapat di manekin lain, memang karya inilah yang dapat dipastikan palingmencuri perhatian.
“Ah ya Tuhan.. Aha! Jang GeunSuk! bukankah dia androgini juga hyung?” Wajah Sungyeol berbinar, tapi tidak denganwajah Sunggyu.
“Big no! Tidak cocok Yeol.. androginiakan di pasangkan dengan model utama pria. Pffftt.. Ahahha.. Coba kau bayangkanNam Woohyun dengan Jang Geun suk! Serasi?” Sunggyu kesal sekaligus geli sendirimembayangkan hal itu,senyumnya kembali memudar ketika tidak sengaja iamenyebutkan nama modelnya, Nam Woohyun.
“Ah molla Yeol, aku ke atas duluaku but..” ia menghentikan kalimat dan juga langkahnya begitu melihat sesuatuyang menyita perhatiannya.
“Anyeooong Yeolli ah. Hai Gyu..”
“Ah Woohyun hyung.. Kau di sini?”Sungyeol menarik Sunggyu yang hendak melanjutkan langkahnya menuju tangga.
“Nde, aku berjanji mengenalkantemanku pada Sunggyu. Seleraku bagus, semoga tidak mengecewakan..” Woohyuntersenyum manis.
“Be.. Benarkah?” Sunggyu terkejut.Woohyun datang tepat waktu, bak pahlawan yang muncul disaat keadaan sedanggenting. Ternyata dia cukup profesional, tidak mencampur adukan antarapekerjaan dengan perasaan pribadi. Terbukti bukan, ia tetap menepati janjinyakepada Sunggyu walaupun keadaan kini sudah berbeda.
“Chagiya~~ kemarilah” Woohyunmelambaikan tangan ke arah mobil yang di parkir tepat di depan butik.
“Chagi? Nugu? Uwaaaaah..”Sungyeol mengulangi kata-kata Woohyun lalu terperangah.
Mulut Sungyeol terbuka lebarketika melihat seseorang keluar dari mobil Woohyun tersebut. Sosok sempurnadari mana orang ini? Kaki jenjangnya yang terlihat jelas kerena menggunakancelana very slim fit, tubuh kurusnya yang tertutup jaket tebal hingga lutut, wajahnyayang begitu manis, dan lentik jari tangannya yang membalas lambaian Woohyunmelengkapi kesempurnaan sosok tersebut.
“Ah anyeonghaseyo.. ” iatersenyum lebar kepada Sunggyu dan Sungyeol, kemudian membungkukkan badannyauntuk memberi hormat.
“Ya Tuhan.. Dia namja?” Sungyeolberbisik di telinga Sunggyu yang juga ikut terkesima.
“Heum, but he’s so beautiful..”Sunggyu bergumam lirih.
“Arra arra..” Sungyeolmengangguk-angguk pelan namun tegas.
Mata Sunggyu melebar melihatWoohyun merangkul bahu sosok cantik di sampingnya itu. Ingin sekali Sunggyu bertertiak‘Nambabo lepaskan tanganmu darinya!’
“Dulu kami satu perusahaan, kamijuga pernah terlibat cinta lokasi makanya kami memutuskan untuk berpisahagency. Ahahha..” Dengan penuh bangga dan percaya diri Woohyun menceritakanbentuk hubungan mereka berdua.
“Stop it hyung.. Maaf tidak usahdidengarkan..” si cantik tersenyum sungkan.
“Ah ya Tuhan sampai lupa..” Iamenjulurkan tangannya kepada Sunggyu.
“Namaku..”

~~~ TBC ~~~
Huhuhuhu.. Makasihyang udah nungguin.. Next chap mohon sabar ya.. Maaf banyak typo.. Gumawo mybeloved readers.. *bow

Tidak ada komentar:

Posting Komentar