Jumat, 31 Juli 2015

Woogyu FF| My Beloved Designer| Part 15

Title:
My Beloved Designer


Author:
@hervialilly


Cast:
                         Kim
Sunggyu                    Kim Jaejong


                                                                                           Nam
Woohyun                 Jung Yunho


                                                                                           Kim
Myungsoo     MissA’s Fei


                                                                                           Lee
Sungyeol                    Lee Sungjong


                                                                                           Tasty’s
Jung Soryong


Part:
15


Rated: Aman.


Enjoy your reading, better leave
comment after this.






Mereka
berdua masih saling terdiam di dalam mobil yang sudah terparkir tepat di depan
gerbang besar salah satu rumah.





“Ssss..”
Sungyeol menggosokan kedua tangannya.





“Apa
dingin?” Myungsoo melirik namja manis yang duduk di sampingnya itu.





“Heum..”
Sungyeol mengangguk ringan lalu ia mengedarkan pandangannya ke luar mobil.





“Masuklah..”
Myungsoo kembali bersuara.





“Heum..”
Sungyeol mengatur nafasnya. Ada sesuatu yang mengganjal di benaknya, banyak
yang ingin ia tanyakan pada Myungsoo. Ia tidak bisa terus berpura-pura hatinya
baik-baik saja. Mendengar Myungsoo sempat berteriak-teriak karena
mengkhawatirkan Sungjong, itulah yang masih menjadi pertanyaan besar sampai
sekarang. Lalu apa hak Sungyeol ingin tahu tentang hubungan Myungsoo dan
Sungjong? Apa itu penting untuknya?


Sungyeol
memejamkan matanya sejenak sebelum ia membuka pintu mobil Myungsoo.


Cklek!





Tap!





Myungsoo
menahan lengan Sungyeol. Sungyeol reflek menoleh.





“Wae?”
Tanya Sungyeol sambil menatap tangan Mnyungsoo yang berada di lengannya.





“Tutup
dulu pintunya, kita bisa mati kedinginan jika berbicara dengan pintu terbuka.”
Sungyeol memutar kedua bola matanya dengan malas.





Cklek!





Pintu
mobil Myungsoo tertutup, dan suasana kembali hening setelahnya.





“Yah!
Kau menahanku masuk rumah hanya untuk terus kau abaikan?” Sungyeol mulai kesal.


Myungsoo
menurunkan tangannya dari stir mobil kemudian menghembuskan nafas panjang.





“Aku
tidak pernah mengabaikanmu Yeoll..” Myungsoo menoleh ke arah Sungyeol yang sibuk
menatap lurus ke depan.





“Aku
tahu kau marah.. Baiklah, aku minta maaf sempat berteriak di depanmu tadi.
Sungguh aku tidak bermaksud begitu.”





“Heum..”





“Aku
hanya khawatir karena alergi Sungjongie terlihat sangat mengerikan. Ck! Tapi
ternyata itu malah tipuan. Aku merasa seperti orang bodoh yang terjebak dalam
permainan kalian berdua.”





“Heum..”





“Heum
saja? Bukankah kau harus minta maaf padaku?”





“Wae?
Minta maaf  karena sudah membuatmu
khawatir dengan Sungjong? Baiklah, aku minta maaf. Sudah? Cukup? Kau puas
sekarang?”





“Jika
bicara tataplah lawan bicaramu Yeoll, kau bicara pada jalan eoh?” Myungsoo
memegang kepala Sungyeol dan membalikan tatapan Sungyeol agar mengarah
kepadanya.





“Sungjongie..
Dulu kami satu perusahaan, ia sempat bergabung di perusahaan kami.”





“Heum..”
Sungyeol menghempaskan tangan Myungsoo dari kepalanya.





“Kau
tidak mau mendengar ceritaku? Ku pikir kau penasaran akan hal ini.” Myungsoo
mulai putus asa.





“Heum..”





“Kau
cemburu pada Sungjong.” Kata Myungsoo tegas.





“Heum..
Oh! Mwo? Apa yang kau katakan?” Sungyeol langsung salah tingkah mendengar
perkataan Myungsoo.





“Dia
memutuskan untuk pindah dari perusahaan kami, karena suatu skandal.” Myungsoo
kembali meneruskan ceritanya.





“Skandal?”
Sungyeol ingat Woohyun pernah sedikit menyinggung soal ini. Woohyun pernah
bicara bahwa ia dan Sungjong telibat cinta lokasi. Jadi benar Myungsoo-Sungjong-Woohyun
terlibat cinta segitiga? Lalu Sungjong memilih pindah agency agar skandal
mereka berakhir? Baiklah, persahabatan model apa saja pasti akan runtuh jika
sudah menyerempet ke ranah cinta segitiga, tapi Woohyun dan Myungsoo terlihat
baik-baik saja bukan. Jadi? Ah sudahlah Lee Sungyeol, hentikan terus menerus
menerka-nerka.





“Sungjong
terlibat skandal dengan..”





~~~
*** ~~~





Sunggyu
mengerutkan dahinya, mata sipitnya berkedip-kedip lucu dan bibirnya sedikit
manyun. Ia memandangi bangunan berpagar besar dari dalam mobil. Woohyun
tersenyum melihat wajah Sunggyu yang tampak penasaran.





“Dimana
ini?” Kata Sunggyu tanpa menoleh pada Woohyun, matanya tetap terfokus dengan
bangunan yang terlihat klasik dari balik gerbang.








“Rumahku”
jawab Woohyun singkat.





“Mwo?”
Mata Sunggyu membesar.





“Rumahku
Gyu..” kata Woohyun sekali lagi.





“Untuk
apa ke rumahmu malam-malam seperti ini? Yah! Jangan bilang jika orang tuamu
tidak ada di rumah dan kau memanfaatkan kesempatan itu. Ck! Kau benar-benar
ahjussi mesum! Putar balik! Aku ingin pulang.” Sunggyu mulai mengomel.





“Yah..
Kau ini, selalu menyimpulkan sendiri.” Woohyun mengeluarkan ponsel dari
sakunya. Ia berbicara dengan orang di sebrang sana dan pintu gerbang terbuka
setelahnya.


Sunggyu
menolehkan kepalanya ke kiri dan kanan secara bergantian dan cepat seiring
mobil Woohyun yang melaju ke dalam halaman rumah tersebut.





“Kau
serius Namoo? Ini sungguh sudah larut. Aku tidak enak, Namoo.. kita pulang saja
eum..” Sunggyu merajuk manja.





“Aniyo..
Lagi pula aku sudah minta izin eomma-mu..” Woohyun memarkirkan mobilnya,
menarik rem tangan kemudian mendekat ke arah Sunggyu untuk membukakan sabuk
pengaman.





“Namoo..”
Bibir Sunggyu mulai manyun kembali.





“Jja..”
Woohyun turun dari mobilnya menuju pintu Sunggyu, pria tampan itu menjulurkan
tangan kanannya dan Sunggyu membalasnya dengan sedikit ragu.


Woohyun
menggandeng Sunggyu masuk ke dalam rumahnya. Rumah itu terlihat besar dan
mewah. Beberapa pajangan keramik dan kristal menghiasi di sebagian sudut
ruangan. Dinding dengan cat warna krem redup itu terpampang beberapa frame foto
keluarga berukuran besar. Dalam foto tersebut terlihat pasangan paruh baya yang
duduk di sofa dengan anak laki-laki yang berdiri di masing-masing sisi.





“Itu
eomma, appa dan hyungku..” Kata Woohyun seolah tahu pertanyaan apa yang ada di
kepala Sunggyu.





“Oh..”
Sunggyu menganggukan kepalanya sebagai tanda mengerti.


Woohyun
terus mengandeng tangan Sunggyu ke salah satu kamar. Kamar rapih yang terlihat
besar dan seperti jarang terpakai.





“Ini
kamarku, kau istirahatlah di sini. Kau pasti sangat lelah.” Woohyun mengusap
pipi Sunggyu dengan lembut sebelum ia berbalik dan hendak meninggalkan Sunggyu.





“Namoo..”





“Nde?”
Woohyun berbalik dan melihat mata Sunggyu yang pandangannya dibuat lucu seperti
mata kucing.





“Apa
aku sendirian di sini?”





“Mwo?”





“Ani..
Maksudku.. Aku.. Aku tidak terbiasa tidur di tempat asing sendirian, mungkin
itu membuatku sedikit tidak nyaman.”





“Jadi
maksudmu kau minta aku menemanimu? Kita tidur bersama?” Woohyun melangkahkan
kakinya mendekat ke arah Sunggyu.





“Ah
ani.. Aku.. Bukan begitu, hanya saja..”





“Arraseo,
aku juga di sini. Kau gantilah bajumu, pakai piyama yang ada di lemari itu.”
Woohyun mengacak lembut rambut Sunggyu dan kembali beranjak.





“Tu..
Tunggu..”





“Gyu..
Aku hanya keluar kamar sebentar, sebeeeeentar saja. Setelah itu kita bisa
semalaman bersama. Bagaimana? Bolehkan?” Senyum Woohyun merekah sempurna,
bagaimana bisa hamster gendut ini begitu manja dan menggemaskan sekali. Rasanya
Woohyun ingin sekali mengigit Sunggyu hidup-hidup.





~~~
*** ~~~





Mulut
Sungyeol membuka seolah kaget mendengar cerita Myungsoo. Ternyata tebakannya
selama ini salah, dan Woohyun sama sekali tidak ada hubungannya dengan
Sungjong. Pintar sekali Woohyun mengarang cerita tentang cinta lokasi agar
mendapat perhatian Sunggyu.





“Nde..
Dengan anak pemilik Woollim Hotel. Foto mereka tersebar di media, karena wajah
kekasih Sungjongie tidak begitu jelas akhirnya aku memutuskan untuk mengakui
bahwa pria itu adalah aku..”





“Untuk
apa kau mengatakan kalau pria itu adalah kau?” Sungyeol mulai memeberanikan
diri untuk bertanya.





“Entahlah,
dulu aku ingin melindungi Sungjongie. Hanya itu yang bisa aku lakukan. Tapi,
rumor malah berkembang kemana-mana.” Myungsoo menghembuskan nafasnya.





“Jadi
itu sebabnya Sungjong keluar dari agencymu?”





“Iya,
dia merasa bersalah karena aku ikut terseret. Ah maksudku, aku menyeretkan
diriku. Sejak dia pindah kami tidak pernah bertemu, dia membangun karirnya
sendiri di Jepang. Sesekali aku ingin menanyakan kabarnya, tapi aku tidak
berani..”





“Wae?
Kau menyukainya?”





“Heum..
Mungkin.. Dulu seluruh perhatianku hanya untuknya. Aku juga tidak keberatan
saat ia bicara kepadaku tentang kekasihnya. Asalkan Sungjongie senang, itu
sudah cukup untukku.”





“Apa
Sungjong tahu kau menyukainya?” Myungsoo menggeleng cepat menjawab pertanyaan
Sungyeol.





“Hanya
bertepuk sebelah tangan. Aku bertekad mengubur perasaanku setelah ia memutuskan
untuk pindah.” Sungyeol menelan salivanya. Myungsoo yang terlihat dingin
ternyata memiliki sifat yang sedikit rapuh. Siapa sangka pria setampan ini bisa
bertepuk sebelah tangan? Sungjong memang spesial, teramat spesial hingga tidak
menyadari perasaan Myungsoo dahulu. Rasa penasaran Sungyeol kembali muncul,
siapa pria yang mampu menandingi pesona orang yang di sampingya ini?





~~~
*** ~~~


Pletak!





“Haiiis
jinja, kau menipuku eoh? Memanfaatkan Sungjongie.” Sunggyu memukul kepala
Woohyun.





“Ahahha..
Karena kau terlalu dingin. Aku hampir putus asa mengejarmu..”





Woohyun
dan Sunggyu kini berbaring di atas bed, tangan kanan Woohyun menumpu kepala
Sunggyu menggantikan peran bantal. Tubuh mereka tertutup selimut hingga dada.





“Jadi
Sungjongie masih menjalin hubungan dengan kekasihnya sampai sekarang?”





“Tentu..”
Kata Woohyun mantap.





“Lalu
L bagaimana setelah itu?” Sunggyu bertanya setelah mendegar cerita sebenarnya
yang terjadi antara Sungjong dan Woohyun, itu sempat membuat Sunggyu sedikit
cemburu. Entalah, dan mengapa semua harus cemburu kepada Sungjong yang manis
itu padahal dia sama sekali tidak terlibat kisah cinta apapun?





“Kurasa
Myungsoo sudah lama melupakan Sungjong, dan kali ini dia sedang jatuh cinta
pada seseorang.”





“Ah
jongmal? Kenapa dia tidak menceritakannya padaku?”





“Ini
rahasia Gyu.. Hahahha..”





“Menyebalkan!”
Sunggyu menambahkan kadar manyun pada bibirnya.





Cup!





“Sudah
ku bilang jangan memajukan bibirmu..”





“Yah!
Kenpa kau terus-terusan mencuri ciumanku eoh?”





“Ahahhah..
Kau suka bukan? Ngomong-ngomong, sihirku sudah mulai bekerja dengan sempurna.”





“Sihir?”





“Sihir
agar kau terus menempel padaku. Seperti kau menyihir baju-baju rancanganmu itu.”





“Mwo?
Kau melihat apa yang aku lakukan? Aaaah.. Aku bisa gila. Sungguh memalukan!”
Sunggyu menutupi wajahnya denga kedua tangan.





“Ahahha..
Apa kau selalu melakukan itu? Kau terlihat makin menggemaskan jika sedang
memberi mantra pada bajumu.”





“Heum..
Aku sering mengajak ngobrol mereka, ku rasa mereka juga memeiliki jiwa sama
seperti kita. Kau tahu? Designer ternamaan selalu egois mengeluarkan rancangan
dengan berbagai macam kulit binatang yang dilindungi. Aku tidak ingin seperti
mereka. Aku sangat mengagumi karya mereka, tapi tidak untuk ku jadikan kiblat.
Makanya aku lebih memilih wedding dress, karena semua orang pasti memimpikan
baju itu. Aku ingin membuat kebahagiaan tanpa menyakiti apapun di dunia ini.
Yah, kau tahu maksudku tidak?” Sunggyu melirik Woohyun yang hanya diam tenang
melihat Sunggyu berbicara panjang lebar.





“Arra
Gyu..” Woohyun  mencubit pelan pipi
Sunggyu.





“Menurutku,
designer sukses itu ketika ia mampu menyalurkan semua perasaan bahagiannya
kepada semua orang. Tidak perlu dipatok dengan angka penjualan yang tinggi,
ramalan fashion yang akan datang ataupun trend pasar yang bahkan menjebak diri
sendiri.” Tambah Sunggyu.





“Aku
tahu kau sehebat itu, diluar sifat ketus dan sombongmu.” Woohyun mengusap
rambut Sunggyu, sesekali ia mengecup kepala namja manis itu.





“Yah!
Aku tidak sombong, kalau ketus mungkin sedikit. Tapi itu berlaku hanya untukmu.
Ah! Namoo, bisakah kita menjenguk Sungjongie besok? Aku takut alerginya belum
sembuh.”





“Tentu,
besok kita ke sana. Makanya sekarang uri Sunggyu tidur nde..” Woohyun mendekap
tubuh Sunggyu dalam pelukan hangatnya.


Malam
yang dingin tidak terasa untuk Sunggyu dan Woohyun, mereka saling memeluk dan
mengusap lembut. Menyalurkan kasih sayang tanpa kata-kata, cukup dengan
sentuhan ringan yang akan mengantarkan perasaan itu menuju hati masing-masing.


Tak
jauh berbeda dengan Woohyun dan Sunggyu, Myungsoo pun sudah lega bisa
menceritakan masa lalunya pada Sungyeol. Cinta pertama yang tak pernah
terungkap sama sekali, dan Myungsoo berjanji tidak akan mengulangi kebodohannya
yang dulu jika ia kembali jatuh cinta.





~~~
*** ~~~





“Ku
rasa, Sungjongie takan tergantikan. Tapi posisinya memang sudah tidak ada di
hatiku, hatiku.. Sudah penuh olehmu Yeoll..” Mata Sungyeol terbelalak mendengar
perkataan Myungsoo yang terlalu tiba-tiba.





“Ma..
Maksudmu?”





“Aku
hanya mencoba jujur, aku cinta padamu..”





Demi
jagad raya dan semua isinya, manusia di bumi sekarang penuh dengan
gelombang-gelombang cinta yang sewaktu-waktu mampu menggulungmu masuk
kedalamnya.





~~~
*** ~~~


Woohyun
menuruni tangga rumahnya menuju ruang makan, tak lupa senyum di bibirnya terus
mengembang walaupun masih pagi.





“Good
morning..” Sapa Sungyeol kepada anggota keluarganya yang sedang duduk di meja
makan.





“Omo!
Lihatlah anak eomma yang tampan ini pulang ke rumah eoh.. Aigoo” Ibu Woohyun
langsung memeluk anaknya itu.





“Aku
sedikit sibuk akhir-akhir ini eomma. Appa, Hyung tidak rindu padaku eoh?”
Woohyun melemparkan tatapannya bergantian pada ayah dan juga kakaknya.





“Untuk
apa rindu, kau bahkan setiap hari menelpon rumah hingga Song ahjumma bosan jika
telepon berdering.” Kata orang yang Woohyun panggil hyung itu.





“Boohyun
ah~~ Biarkan saja, adikmu sedang curhat pada eommanya tentang bagaimana
susahnya mengejar Gyupit selama ini.” Ayah Woohyun ikut menimpali.





“Aahahha..
dan Gyupit sudah berhasil ku dapatkan.” Woohyun berkata bangga.





“Jinja
Namoo?” Ibu Woohyun terlihat bersemangat.





“Yah
chagiya, jangan panggil dia anakku jika gagal mendapatkan Gyupit. Jika urusan
menakhlukan hati seseorang itu mudah saja, darahku mengalir deras dalam
tubuhnya. Kau tahu bagaimana pesonaku bukan?” Ayah Woohyun kembali berbicara.
Sekarang bisa dipastikan sifat gombal, pandai merayu, dan suka memuji diri
sendiri Woohyun diwariskan dari mana.





“Dia
masih tidur di atas.. Sebentar lagi ku bangunkan dia untuk sarapan bersama.”





“Mwo?
Kau sudah membawanya ke sini? Berani sekali kau, dongsaeng kurang ajar.”





“Boohyun
ah~~ kau harus belajar dari Namoo ahahha..” Ibu Woohyun tertawa puas dan
Boohyun hanya bisa memutar bola matanya sambil memainkan sendok di atas piring.





“Kau
dengarkan yang eomma katakan. Baiklah aku bangunkan dia dulu, tolong jangan
komentar apapun karena dia memang cantik apa adanya jika bangun tidur.” Woohyun
langsung melesat kembali ke lantai atas menuju kamarnya.


Ada
rasa tidak tega membangunkan hamster yang sedang tertidur pulas. Mata sipitnya
yang hanya meninggalkan segores garis di bawah alis kecoklatan itu. Woohyun
melangkah menuju bed, dengan hati-hati ia naik dan menyibak rambut Sunggyu yang
menutupi dahinya.





“Kau..
Benar-benar lucu jika tertidur..”





“...”
Sunggyu sama sekali tidak menujukan tanda-tanda akan bangun.





Woohyun
mengambil ponsel yang ia letakan pada meja kecil di samping bednya. Ia mendial
salah satu nomor yang ada pada layar ponselnya.





“Oh
hyung.. Kau baik-baik saja?” Sapa Woohyun pada lawan bicaranya.





“Ku
rasa dia sudah jadi milikku sekarang, aku berjanji akan menjaganya dengan baik
hyung. Termiakasih karena kau mempercayakannya padaku. Eum? Arra.. Tentu!
Ahahah.. Cepatlah kembali dan kejar cinta sejatimu. Ahahah.. Nde.. Baiklah
bye..”


Woohyun
kembali meletakan ponselnya setelah pembicaraannya selesai. Ia kembali melirik
Sunggyu di sampingnya.





“Aigoo..
Apa aku harus menciummu agar kau terbangun?”





“Euuungggh..”
Sunggyu mulai bergerak, ia mengubah posisi tidurnya dan kembali terlelap.





“Eoh?
Maafkan aku sayang, orang tuaku sudah menunggumu.”





Cup..


Woohyun
mengecup singkat bibir Sunggyu.


Cuupppp..


Ia
kembali mencium bibir Sunggyu, kali ini cukup lama dan dalam.





“Eunggghhh..
Emmmppphh..” Sunggyu terbangun dan memberontak dengan tenaga seadanya.





“Harus
sedikit kasar rupanya eoh? Bangun Gyu, kita sarapan. Orang tuaku sudah siap di
meja makan.”





“Mwo?
Orang tuamu? Maksudmu?”





“Ku
kenalkan, cepat cuci muka.” Woohyun mendorong tubuh Sunggyu ke dalam kamar
mandi dan setia menunggunya keluar.





“Sudah?
Jja..” Woohyun menggandeng tangan Sunggyu dan keluar dari kamar tersebut.





“Namoo..”
Sunggyu menghentikan langkahnya.





“Aku..
Jantungku berdebar kencang Namoo ah~~”





“Ada
aku, apa yang perlu kau khawatirkan eum? Ayo..” Woohyun kembali meneruskan
jalannya dan Sunggyu mau tak mau mengikuti karena tangan mereka masih
bertautan.





“Eomma,
appa, hyung.. Ini Kim Sunggyu, calon menantu keluarga ini..” Woohyun tersenyum
lebar. Semua orang yang berada di meja makan serempak menoleh ke arah Sunggyu.
Mereka sibuk pada pikiran masing-masing yang melihat Sunggyu dengan rambut
berantakan, mata belum terbuka sempurna, dan kancing piyama yang ternyata salah
hingga menyebabkan baju Sunggyu panjang sebelah.





~~~
TBC ~~~





Aahahhaha.. Ga lama kan updatenya?
Huhuhu..


Reader pada bingung gak ni
alurnya? Coba baca ulang yak klo bingung akakkaka.. Maaf klo masih banyak typo.
Ini ff hampir tamat yak makanya rada panjangan dikit, jadi tolong antisipasi
(?) ahahha..


Dont forget to review.. Gumawoooo
my beloved reader.. *Booooooow

Tidak ada komentar:

Posting Komentar